SALAM PENCERAH !!
Satu tahun sudah Pencerah Nusa angkatan ke-II “OgoGirls” menjalankan tugasnya di desa Ogotua, Kecamatan Dampal Utara, Kabupaten Toli-toli, Provinsi Sulawesi Tengah. Banyak sudah yang OgoGirls lakukan untuk Ogotua selama setahun ini. Tapi inilah masanya OgoGirls harus kembali ke tanah Jawa. 29 September 2014, 22.00 WITA, dengan diselingi ucapan perpisahan dari warga Ogotua dan beberapa rekan puskesmas, OgoGirls pulang ke Jakarta meninggalkan Ogotua.
Perginya OgoGirls meninggalkan Ogotua, bukan berarti perjuangan mereka untuk Ogotua terhenti sampai disini, perjuangan OgoGirls akan terus berlanjut, oleh kami, Pencerah Nusantara Angkatan III yang akan meneruskan jalan OgoGirls untuk Ogotua. Dan kamilah… OGORANGERS !!
Perjalanan kami OGORANGERS sebelum menginjakkan kaki di Tanah Sulawesi dimulai sejak jauh hari. Tepatnya saat pendaftaran Pencerah Nusantara Angkatan III dibuka. Berlanjut ke tahap seleksi satu, dua, hingga diumumkannya kami Pencerah Nusantara Angkatan III. Daan….sampailah kami pada tanggal 11 Agustus 2014. Then, for the first time, OgoRangers akhirnya dipersatukan (eh cie..) dalamPencerah Nusantara di Museum Listrik dan Energi Baru, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, untuk menjalani 5 minggu pertama mereka sebagai Tim Pencerah Nusantara Angkatan III untuk Ogotua. Please Welcome…!! OgoRangers !!
Berbeda dengan OgoGirls yang keseluruhan timnya adalah para wanita, Pencerah Nusantara Angkatan III punyaformasi yang berbeda untuk Ogotua. Dengan 4 wanita dan 1 pria dalam satu tim, inilah akhirnya kami, tim Pencerah Nusantara Angkatan III, memberi nama Tim kami, OgoRangers.
dr. I Gusti Lanang Andi Suharibawa
Sporty, begitulah kesan yang melekat pada pribadi anak muda kelahiran 1 Oktober, 25 tahun silam. Ini. Darah Bali yang begitu melekat pada dirinya tidak menyurutkan semangatnya untuk merantau. Setelah menghabiskan 6 tahun masa kuliahnya di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, ia sempat mengabdikan dirinya di kabupaten Madiun selama 1 tahun. Kini ia berkomitmen untuk mengamalkan ilmunya dan belajar lebih banyak lagi di desa kecil nan indah bernama Ogotua, Sulawesi Tengah. Sempat aktif di Kelompok Pecinta Alam ketika SMA, Lanang semakin aktif bergelut di bidang organisasi melalui MSCIA ( Medical Student’s Committee for international Affair ) sebuah organisasi semi otonom yang berafiliasi dengan CIMSA di nasional dan IFMSA di tingkat Internasional. Di sela – sela waktunya, anak muda yang bercita – cita menjadi seorang ahli urologi ini lebih senang menghabiskan waktunya dengan kegiatan yang berkaitan dengan dunia olahraga. “Mampu melalui setahun bersama – sama 4 orang keluarga baru dengan baik dan belajar serta mampu memberikan manfaat yang berarti bagi masyarakat Dampal utara” merupakan harapannya saat ini. Semoga semua harapan dan cita – cita pemuda yang dikenal ramah ini dapat terwujud.
Rizkiyani Istifada, S,Kep., Ns
Gadis kelahiran Bandar Lampung, 23 tahun silam ini biasa dipanggil dengan nama Isti. Perawat lulusan Ners ini memiliki semangat mengabdi sejak ia berkuliah di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Dimulai dari kegemarannya bersosialisasi dengan masyarakat, akhirnya ia memutuskan untuk bergabung pada bidang Pengabdian Masyarakat di BEM fakultas. Awal bergabungnya ia di bidang ini membuka matanya untuk selalu memiliki rasa kebermanfaatan dalam setiap langkah hidupnya. Oleh karena itu, ia pun memutuskan untuk bergabung menjadi volunteer di Aksi Cepat Tanggap (ACT). Sejak bergabungnya di ACT ini, hampir setiap bulan ia memberikan pelayanan kesehatan(health service) pada masyarakat. Kegiatannya di luar kampus, tidak melupakan dirinya untuk tetap berorganisasi di dalam kampus. Ia bersama teman-temannya membentuk sebuah komunitas anak sekolah dengan membentuk sekolah kecil di dekat wilayah kampus. Kegiatan yang dilakukan di sekolah ini adalah mengembangkan karakter anak sekolah sesuai dengan tahap usianya. Hingga saat ini, sekolah tersebut tetap berjalan dengan berkembangnya kurikulum yang disesuaikan. Gadis yang bercita-cita menjadi Dosen Keperawatan di Bidang Komunitas ini memutuskan untuk bergabung di Pencerah Nusantara. Menurutnya dengan menjadi salah satu bagian di Pencerah Nusantara ini, ia dapat semakin memaknai hidup untuk selalu bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya
MAZIDATUL FAIZAH, Amd. Keb.
Lulusan D-III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, tahun 2011 ini selalu bepergian dari satu daerah ke daerah lain di Indonesia, selama Zizi bepergian dia selalu mengamati kondisi kesehatan Ibu dan Anak di daerah yang disinggahinya, tidak hanya ibu dan anak, Zizi pun mengamati kondisi rekan-rekan sejawatnya sesama bidan di berbagai kota di Indonesia. Hingga di tahun 2013 Zizi mendirikan sebuah komunitas untuk wadah para bidan muda berbagi ilmu, pengalaman, dan pengetahuan. Melalui komunitas yang dirintisnya inilah Zizi belajar bagaimana dan apa tujuan menjadi seorang bidan sesungguhnya.Berhasilnya Zizi mengelola komunitasnya membuat komunitas “bidanku” tergabung dalam International Conferderence of Midwife Platform dimana dia belajar dan bertukar pikiran serta pengalaman dengan bidan-bidan di penjuru dunia lainnya untuk kembali dibagikan bagi bidan-bidan muda di Indonesia. Terlebih setelah mengikuti Konferensi Medis Virtual Days of Midwifery 2014 yg berpusat di Selandia Baru dan menjadi anggota #TwitterBuddy dari Indonesia untuk International Conferderence of Midwife Kongress 2014 di Praha, Zizi belajar banyak tentang apa kesulitan rekan-rekan bidan lainnya, belajar tentang bagaimana berada di sebuah komunitas besar dan bagaimana menghadapi public dan masalah-masalah yang ada di dalamya. Dari sinilah Zizi bersama keluarga barunya, OgoRangers, berharap dapat membantu menjadi jembatan kesehatan bagi masyarakat, di Dampal Utara khususnya.
Siska Verawati, SKM
Anak pertama dari empat bersaudara ini merupakan lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara peminatan epidemiologi. Gadis berdarah batak yang lahir pada tanggal 12 Agustus 23 tahun silam dikenal sebagai anak yang ceria dan aktif berorganiasi. Aktif sebagai anggota Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) FKM USU merupakan awal ia memulai ketertarikannya dalam dunia organisasi. Tidak hanya di dalam kampus, ia pun aktif dalam organisasi luar kampus dan pernah menjabat sebagai ketua sebuah kelompok diskusi, KDAS (Kelompok Diskusi dan Aksi Sosial) selama satu tahun dan bendahara sebuah kegiatan bakti sosial. Gadis pecinta warna ungu ini, sangat menyukai anak-anak . Bersama KDAS, ia merintis sebuah kegiatan belajar-mengajar anak-anak pinggiran rel kereta api di daerah Batang Kuis, Medan. Selain itu, semenjak SMA hingga kuliah ia merupakan seorang tenaga pengajar private. Kesukaannya terhadap hal-hal baru yang menantang menghantarkan gadis berkacamata ini memijakkan kakinya di bumi Mentawai untuk melayani masyarakat di daerah tersebut bersama dengan sebuah NGO lokal. Akses yang sulit serta perbedaan budaya dan bahasa tidak menyurutkan semangatnya untuk mengabdi bagi masyarakat. Hal ini pulalah yang membuat gadis yang memiliki motto hidup ora et labora (berdoa sambil bekerja) ini memutuskan bergabung dengan Pencerah Nusantara. Ia meyakini bahwa kesehatan adaalah hak mutlak bagi setiap masyarakat dan pelayanan kesehatan wajib dilakukan secara adil dan merata. Bersama dengan 34 anak muda Indonesia yang luar biasa, ia yakin dapat mewujudkannya. Kini, setahun ke depan gadis yang menyukai makanan pedas ini akan menjalani kehidupan dengan Ogorangers dan masyarakat Kecamatan Dampal Utara. Ia berharap pengalaman yang sangat berharga ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menebar kebaikan bagi seluruh masyarakat
ENDAH RETNO PALUPI, S.Gz (Retno)
Adalah ahli gizi lulusan Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Tergabungnya Retno dalam Pencerah Nusantara Angkatan 3 didorong oleh keinginannya untuk mendayagunakan kemampuannya bagi masyarakat, dan untuk melihat Indonesia lebih luas. Terlebih karena sebagai tenaga kesehatan, Retno merasa inilah suatu define calling, suatu panggilan untuk dapat berbuat demi kesehatan. Karena menurutnya kesehatan adalah satu hak bagi setiap orang. Bertemu dengan orang-orang baru berarti menemukan guru-guru baru tempat di mana dia bisa belajar. Penyuka soto kelahiran Jawa ini juga ingin menjajal keberagaman kuliner di tempat penugasan. Dengan merantaunya Retno ke Ogotua di Sulawesi Tengah sebagai tempat pengabdiannya setahun ke depan, wanita yang memfavoritkan warna hijau ini berharap kehadirannya dapat bermanfaat bagi masyarakat Ogotua dan dapat menjadi satu bagian dalam keluarga kecil OgoRangers serta masyarakat Dampal Utara.
Hingga akhirnya, 14 September 2014 OgoRangers resmi dilantik menjadi Tim Pencerah Nusantara Angkatan III. Penyematan pin Pencerah Nusantara disematkan langsung oleh Prof. Nila Moeloek dan ibu Diah Samirasih. Pagi harinya, 15 September 2014, 35 Pencerah Nusantara Angkatan ke III menjalani Public Expose dan pelepasan oleh Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono, di Museun Nasional, Jakarta.
20 September 2014,
Akhirnya, OgoRangers menjejakkan kakinya di tanah pengabdiannya, desa Ogotua, kecamatan Dampal Utara Sulawesi Tengah. Tiba di rumah mungil kami pukul 05.00 WITA, kami disambut oleh Pencerah Nusantara Angkatan II dan sambutan hangat yang di tempel di depan pintu rumah kami setahun kedepan.
Jadi..inilah keluarga kecil OgoRangers,
Dan inilah keluarga besar kami yang baru, Keluarga Puskesmas Ogotua, Kecamatan Dampal Utara, Kabupaten Toli – toil, Sulawesi Tengah
0 komentar:
Posting Komentar