Yassin malu-malu menceritakan cita-citanya. |
“Ayo Yasin, maju ke depan dan ceritakan
cita-citamu”, panggilku kepada anak laki-laki itu.
Dengan langkah malu-malu, anak laki-laki
berpeci itu maju ke depan kelas. Anak tersebut masih malu-malu sambil
menggoyang-goyangkan kakinya.
“Adik-adik, kasih aba-aba kepada Yasin”,
teriakku pada adik-adik pramuka.
“Lampuuu, Kameraaaa, Action!”, teriak anak-anak di
seluruh penjuru kelas
Tak lama setelah aba-aba diberikan, anak
tersebut masih diam dengan malu-malu dan kaki digoyang-goyangkan. Tak ada
sepatah kata pun keluar dari bibirnya.
“Ayo, Yasin mulai ceritakan cita-citamu”,
Kataku kepada Yasin.
Suara tak muncul, hanya senyum malu-malu
yang terselip di bibirnya.
“Yasin, ga usah malu, apa cita-citamu?”,
kak Iim mulai membujuknya.
Gelak tawa dari teman-temannya terdengar di
penjuru kelas melihat tingkah laku Yassin yang malu-malu. Akhirnya keluarlah suara
yang ditunggu-tunggu itu. Suara yang khas, kecil mirip suara anak perempuan.
“Namaku Muhammad Yassin”, kata anak itu
mulai membuka pembicaraannya.
“Cita-citaku menjadi Imam Masjid”, kata
Yassin melanjutkan pembicaraan.
“Subhanallah”, kata yang keluar dari
seluruh manusia yang ada di kelas tersebut diiringi riuhnya tepuk tangan
kekaguman kepadanya.
“Wow, mulia sekali cita-citamu Yasin, Apa
alasanmu ingin menjadi imam masjid”, tanyaku
“karena imam di Ogotua masih kurang”,
jawabnya lantang.
Riuh tepuk tangan dan kekaguman kembali
terdengar di ruang kelas tersebut.
Muhammad Yassin, Sang Imam Masjid |
Sungguh tidak ku sangka sebelumnya, kalau
cita-cita menjadi imam masjid akan keluar dari mulut seorang anak kelas 7
tersebut. Dulu, saat aku atau pun teman-temanku ditanya apa cita-citamu nanti?
Jawaban yang muncul pasti lah seputar ingin menjadi dokter, guru, polisi, pilot
atau pekerjaan-pekerjaan sejenisnya. Belum pernah ku dengar cita-cita mulia tersebut sebelumnya, baru di
Ogotua, di SMP 1 Dampal Utara, cita-cita tersebut keluar dari mulut anak yang baru menginjak
remaja tersebut.
Sungguh, tersimpan banyak kekaguman dan
rasa syukur yang terus terucap ketika
aku mulai di tempatkan di daerah ini, Desa Ogotua, Kecamatan Dampal Utara,
Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah yang menyimpan segala potensinya. Tak hanya
potensi alam yang membentang birunya laut dengan barisan pohon kelapa, tetapi
juga potensi anak-anaknya yang menunggu polesan agar sinarnya muncul di
permukaan. Ya..mereka adalah mutiara-mutiara ogotua yang tinggal dipoles agar
menunjukkan sinarnya. Yassin, besar harapan dari kami, kelak kau akan mereguk
nikmatnya menggapai mimpi muliamu, tak hanya menjadi imam masjid Ogotua, tetapi
kau bisa menjadi Imam besar dari Ogotua. 10 tahun lagi kami tunggu kabar
kesuksesanmu Yassin. Seperti foto ini, yang berulang kali diambil agar kamu
tidak malu-malu lagi.
By. Desyanti Eka Ernawati, S.Kep, Ns.
0 komentar:
Posting Komentar